Hotline +62 821 28 300 300

Artikel & Berita

Fraktur Kompresi Vertebra Akibat Osteoporosis

Fraktur kompresi vertebra adalah patah tulang pada tulang belakang. Fraktur kompresi paling sering terjadi akibat osteoporosis. Tulang punggung yang mengalami osteoporosis kehilangan kekuatan untuk menyokong beban tubuh sehingga dengan gerakan yang ringan seperti batuk, memutar, atau mengangkat badan dapat menyebabkan terjadinya patah.

Bagian tulang belakang apa yang terlibat?
Tulang belakang yang disebut juga vertebra terdiri atas 33 ruas. Tiap ruas vertebra tersusun saling bertumpuk sehingga membentuk tulang belakang. Tulang belakang terbagi menjadi beberapa regio, yaitu tulang leher (cervical) yang terdiri atas 7 ruas, tulang punggung (thoracal) yang terdiri atas 12 ruas, tulang punggung bawah (lumbal) yang terdiri atas 5 ruas, dan tulang ekor (sacococcygeal) yang terdiri tas 9 ruas. Tulang belakang memberikan bentuk tubuh dan merupakan penyokong pada saat seseorang duduk atau berdiri. Pada fraktur kompresi akibat osteoporosis, ruas yang paling sering terkena adalah tulang punggung bagian bawah dan tulang punggung bawah bagian atas. (thoracal 10 hingga lumbar 2).

Mengapa fraktur kompresi dapat terjadi?
Tulang yang kuat dapat menahan beban dan regangan aktivitas normal. Fraktur kompresi terjadi apabila kekuatan yang membebani tulang belakang terlalu berat atau tulang belakang tidak cukup kuat. Bila hal tersebut terjadi, tulang punggung akan mengalami retakan dan tertekan sehingga tulang yang tadinya berbentuk segi empat akan kehilangan ketinggiannya sehingga berbentuk baji atau menjadi gepeng. Pada osteoporosis, retakan terutama terjadi bagian depan tulang.

Apa gejala fraktur kompresi?
Fraktur kompresi yang disebabkan oleh tulang yang lemah dapat menyebabkan sedikit atau tidak ada rasa nyeri pada awalnya. Kadang-kadang rasa sakit berpusat di area tempat fraktur terjadi. Vertebra yang kolaps memberikan penampilan tulang belakang penampilan yang membongkok dan memaksa otot punggung bekerja lebih keras hingga akhirnya akan menyebabkan kelelahan otot dan rasa nyeri.
Walaupun jarang terjadi, fraktur kompresi karena osteoporosis dapat mengakibatkan jepitan pada saraf yang berada di dalam kanal tulang belakang. Jepitan ini dapat menyebabkan nyeri yang menjalar hingga ke tungkai, melumpuhkan otot, serta merusak sensasi yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit.

Bagaimana dokter mendiagnosis fraktur kompresi?
Diagnosis dimulai dengan riwayat lengkap dan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala Anda dan bagaimana masalah Anda memengaruhi aktivitas harian Anda. Dokter juga akan menanyakan posisi atau kegiatan apa yang membuat gejala Anda bertambah parah atau lebih baik. Kemudian dokter memeriksa Anda untuk melihat gerakan punggung mana yang menyebabkan rasa sakit atau gejala lainnya. Sensasi kulit dan kekuatan otot juga diuji. Dokter menggunakan tekanan ringan untuk menentukan area yang nyeri.
Bila diduga ada fraktur kompresi, dokter akan melakukan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan radiologis yang dilakukan dapat berupa rontgen polos, CT Scan, atau MRI. Rontgen polos dan CT Scan akan menunjukkan ada tidaknya fraktur kompresi. Bila dicurigai adanya jepitan syaraf, dokter akan melakukan pemeriksaan MRI. Selain itu, MRI juga berperan untuk membedakan apakah fraktur yang terjadi merupakan fraktur baru atau yang sudah lama terjadi dan telah sembuh.

Bagaimana mengobati fraktur kompresi akibat osteoporosis?
Sebagian besar pasien dengan fraktur kompresi dapat disembuhkan tanpa operasi. Kebanyakan fraktur kompresi sembuh dalam dua belas minggu dengan pengobatan sederhana, istirahat, dan penyangga punggung khusus. Anda akan diberikan obat untuk mengontrol rasa sakit. Dengan rasa sakit yang terkontrol, Anda diharapkan dapat tetap bangun dan bergerak untuk menghindari masalah yang dapat timbul akibat tidak bergerak atau tirah baring lama. Meskipun obat-obatan dapat membantu meringankan rasa sakit, obat-obatan tersebut tidak dirancang untuk menyembuhkan fraktur. Selain itu, untuk mengurangi pergerakan di daerah yang fraktur, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan korset khusus atau yang disebut sebagai orthosis.
Apakah operasi diperlukan?

Operasi terbuka untuk fraktur kompresi tulang belakang karena osteoporosis jarang diperlukan. Operasi terbuka hanya diperlukan pada kasus dimana terdapat jepitan yang berat pada syaraf. Pada kasus dimana jepitan syaraf tidak terjadi, tindakan yang dapat dilakukan adalah berupa penyuntikan semen yang dikenal sebagai vertebroplasty atau kyphoplasty. Penyuntikan semen dilakukan melalui tindakan minimal invasif dengan luka sayatan yang sangat kecil (lebih kurang 0,5 cm). Prosedur ini akan membantu menghilangkan rasa nyeri dalam tempo segera dan pasien umumnya dapat segera bergerak atau keluar rumah sakit pada hari yang sama.