Hotline +62 821 28 300 300

Artikel & Berita

Terapi PRP Atasi Osteoartritis Stadium Awal

OSTEOARTRITIS atau yang kerap disebut sebagai pengapuran sendi merupakan penyakit yang membuat penderitanya merasa nyeri ketika sendi digerakkan. Penyakit yang kerap menyerang sendi lutut dan panggul itu timbul karena ausnya bantalan sendi (tulang rawan sendi). Bantalan sendi merupakan jaringan yang ada di antara dua tulang pembentuk sendi. Fungsinya sebagai peredam gesekan antartulang. Ketika aus, bantalan menjadi tipis, bopeng-bopeng, bahkan lama-kelamaan habis. Akibatnya, antartulang pembentuk sendi beradu hingga menimbulkan nyeri.

Penyebab osteoartitis umumnya karena faktor penuaan. Pada tahap lanjut, penanganannya memerlukan operasi penggantian sendi. Yakni, komponen sendi yang rusak diganti dengan sendi buatan. Mengapa? Karena bantalan sendi yang sudah rusak parah tidak bisa diperbaiki melalui terapi apa pun. Namun, untuk kasus yang belum parah, ada terapi nonoperasi yang bisa diandalkan, antara lain terapi platelet-rich plasma (PRP).

"Terapi PRP dilakukan dengan mengambil darah pasien sendiri, lalu memprosesnya dengan metode centrifuge di laboratorium untuk diambil komponen plasmanya. Nah, komponen plasma darah inilah yang disuntikkan ke sendi," terang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta, Roger Leo, pada diskusi kesehatan di rumah sakit tersebut, akhir Juli lalu.

Roger menjelaskan terapi PRP terbukti efektif untuk mengatasi kasus osteoartitis stadium awal. Yakni, ketika kerusakan bantalan sendi belum terlampau parah. "Pada dasarnya, tubuh memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang ada di jaringan-jaringan, antara lain karena adanya plasma darah tersebut. Terapi PRP membantu memberikan lebih banyak komponen penyembuh pada sendi yang terkena osteoartritis," kata Roger.

Terapi PRP diberikan empat kali dengan jarak waktu antarsuntikan dua pekan. Umumnya, perbaikan pada bantalan sendi akan terjadi di bulan ketiga setelah suntikan pertama. Namun, Roger menekankan PRP hanya efektif untuk kasus osteoartritis stadium 1 dan 2 (awal). "Untuk stadium 3 hasilnya fifty-fifty. Untuk stadium 4, terapi yang dianjurkan ialah operasi ganti sendi.

Karena itu, penting untuk mendeteksi dini osteoartitis agar tidak terjadi keterlambatan penanganan. Sayangnya, pada stadium 1 dan 2, gejala yang timbul kerap kali terabaikan karena dirasa tidak terlalu mengganggu, antara lain nyeri ringan di sendi. "Nyeri merupakan alarm yang menandakan ada gangguan dalam tubuh. Jangan abaikan nyeri meski itu ringan. Jadi kalau timbul nyeri di sendi lalu enakan setelah dipijat, jangan senang dulu, apalagi kalau nyerinya berulang. Lebih baik periksakan ke dokter," saran Roger.
Osteoartitis lebih banyak terjadi pada perempuan, usia 45 tahun ke atas, dan bertubuh gemuk. "Kalau punya faktor risiko tersebut, lalu lutut terasa enggak nyaman ketika naik turun tangga, jangan abaikan. Minimal, periksa rontgen dan konsultasi ke dokter. Semakin dini osteoartritis ditangani, semakin baik hasilnya," kata Roger. (Nik/H-1)

Sumber: http://m.mediaindonesia.com/read/detail/116678-terapi-prp-atasi-osteoartritis-stadium-awal